Sehabis beraktivitas ditempat kerja seperti biasa menjelang pulang saya diajak ngopi oleh seorang teman disalah satu warkop yang ada disamping sekolah. Entah bagaimana awalnya perbicangan kami yang awalnya ringan tanpa disengaja menjadi proses konseling tentang asmara teman saya tersebut karena keraguannya dalam mengambil keputusan pada hubungan percintaan yang sedang dialaminya.
Nah bimbang itu juga bisa kita katakan ragu ragu atau cemas dalam mengambil keputusan sehingga mungkin dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Padahal setiap hal dalam kehidupan kita selalu akan dihadapkan akan pilihan pilihan dan jika terlalu banyak ragu bisa membuat kita jalan ditempat karena tidak banyak melakukan apa-apa.
Seperti masalah percintaan yang diceritakan teman ini yaitu takut memperkenalkan calonnya kepada orang tuanya padahal hubungan mereka sudah berjalan dari tahun 2016 tetapi belum pernah saling mempertemukan orang tua masing-masing. Mendengar itu jiwa konselor pun saya muncul dengan mengajukan pertanyaan apa yang paling ditakutkan jika diantara 2 camer dan camen ini bertemu. Dan teman saya menjawab pertanyaan saya tersebut dengan jawaban yang mengambang yaitu “banyak banget”. Jawaban banyak banget adalah jawaban yang tidak jelas karena belum terarah sehingga sebagai seorang konselor saya kemudian menggunakan teknik mengupas bawang dengan mengajukan pertanyaan lanjutan yaitu dari banyaknya yang membuat bimbang kira-kira salah satunya hal yang paling ditakutkan itu apa? Dan dia menjawab takut persepsi orang tuanya itu jelek kepada calonnya karena rambutnya pirang.
Kemudian saya melanjutkan apa cuma itu masalahnya? Dan dia menjawab kalau selain itu saya sebenarnya lagi bimbang diantara 2 pilihan karena punya wanita lain yang juga disuka. Kening saya seketika berkerut mendengar jawaban teman saya ini. Dan terungkap alasan sebenanya adalah kalau dia sedang berada dipersimpangan antara 2 pilihan untuk menentukan pasangan hidup.
Dari cerita diatas dapat disimpulkan jika terungkap kalau ada kebimbangan dalam diri teman saya tersebut dalam menentukan pasangan hidup karena ada 2 pilihan kuat yang ingin dipilih. Walau awal berusaha mengalihkan masalah sebenarnya lewat keterampilan bertanya dalam konseling kita bisa mengungkap masalah sebenarnya yang dialami.
Tetapi bimbang dalam keputusan tidak selamanya buruk. Mungkin dengan menunda pengambilan keputusan untuk menimbang segala kemungkinan konsekuensi yang muncul. Tetapi jika sifat ini sudah sangat mengganggu, kita harus mulai belajar untuk percaya pada diri sendiri demi menghilangkan rasa ragu tersebut.